Thursday, June 30, 2016

Peranan Filsafat Pendidikan dalam Pemecahan Masalah Pendidikan

Peranan Filsafat Pendidikan dalam Pemecahan Masalah Pendidikan
               Pendekatan CBSA dalam belajar adalah melaksanakan prinsip-prinsip pengaktifan peserta didik dalam belajar. Dengan demikian, situasi belajar harus menantang dan merangsang daya cipta serta kreativitas peserta didik untuk berpikir dan menemukan sendiri atau membangun pengetahuan yang berupa konsep-konsep secara mandiri.
               Prinsip-prinsip dalam CBSA meliputi prinsip motivasi, prinsip latar belakang, prinsip keterangan pada fokus tertentu, prinsip hubungan sosial, prinsip belajar sambil bekerja, prinsip perbedaan individu, prinsip ingin mengetahui, dan prinsip pemecahan masalah.
               Langkah-langkah dalam melaksanakan keterampilan proses adalah dimulai dari menyadari adanya masalah, kemudian merumuskan masalah. Pada akhirnya ditarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Keterampilan-keterampilan mendasar dalam keterampilan proses, meliputi mengamati atau mengobservasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, membuat hipotesis, merencanakan eksperimen, menginterpretasi data, melakukan inferensi, memprediksi, mengaplikasikan, dan mengkomunikasikan.
               Nilai merupakan tingkat atau derajat yang diinginkan oleh manusia, merupakan tujuan dari kehendak manusia yang benar, ditata menurut susunan tingkatannya. Antara lain urutannya, pertama-tama dinilai dengan nilai hedonis (kenikmatan), lalu nilai utulitaris (kegunaan), kemudian berturut-turut nilai dari segi biologi, nilai dari estetika (keindahan, kecantikan), nilai-nilai pribadi (susila, baik), dan paling tinggi adalah nilai religius.
               Latar belakang pemikiran program STM adalah bahwa peserta didik yang telah belajar sains di sekolah tidak dapat menggunakan atau menerapkan konsep-konsep yang diperoleh di sekolah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya atau menganalisis isu-isu yang ada di lingkungannya. Pengajaran sains dirasakan membosankan atau terlalu sukar. Reformasi dalam pendidikan sains ini dilaksanakan di Amerika pada tahun 1980.

               Pendekatan STM di Indonesia dapat digunakan untuk topik-topik yang berkaitan dengan kebutuhan dan fenomena di masyarakat. Jadi seharusnya dapat pula dilakukan dalam pendidikan ilmu-ilmu sosial. Andaikata pendekatan ini dilakukan 2 kali dalam satu semester tampaknya sudah menambah kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya. Disamping itu pendekatan STM diharapkan dapat meningkatkan kemampuan melaksanakan transfer belajar. daya analisis dan kreativitas peserta didik dalam menyelesaikan masalah di lingkungan masyarakat.

No comments:

Post a Comment