ISU-ISU KONTEMPORER DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN NASIONAL


Isu Kontemporer Pendidikan Nasional
               Rembuk Nasional Pendidikan pada dasarnya adalah melakukan analisis terhadap hasil evaluasi tentang hal-hal yang terdahulu maupun kebijakan yang sedang berjalan, sehingga kita dapat membuat proyeksi, prediksi dan perkiraan serta dapat membuat kebijakan pendidikan yang tepat di bidang:
               1.            penuntasan wajar diknas 9 tahun dan peningkatan akses pendidikan                                                         menengah/perintisan wajar 12 tahun
               2.            peningkatan akses dan mutu perguruan tinggi
               3.            pemerataan dan peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
               4.            optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam                                                       penyelenggaraan pendidikan
               5.            koordinasi pelaksanaan, pengendalian, pengawasan, evaluasi, dan pelaporan                                              pembangunan pendidikan
               6.            ujian nasional, kurikulum tingkat satuan pendidikan
               7.            akreditasi sekolah, madrasah, dan akreditasi pendidikan nonformal
Dasar-dasar Kebijakan Pendidikan
               Sebuah kebijakan pendidikan dirumuskan atas dasar evaluasi kebijakan sebelumnya yang kemudian digunakan untuk mengantisipasi masalah pendidikan. Terdapat 7 isu pendidikan yang dijadikan prioritas da dasar bagi penetapan dan perumusan kebijakan pendidikan. Rembuk Nasional Pendidikan pada dasarnya adalah melakukan analisis terhadap hasil evaluasi yang terdahulu maupun terhadap kebijakan yang sedang berjalan sehingga kita dapat mengadakan proyeksi, prediksi dan perkiraan serta dapat menentukan kebijaksanaan resmi karena sebagaimana disebutkan dalam Rembuk Nasional Pendidikan bahwa disamping mempersoalkan validitas, reliabilitas, dan fisibilitas alat-alat evaluasi, evaluasi pendidikan juga sekaligus melihat substansi yang dievaluasi. Kemudian informasi yang didapatkan dilihat kesahihan dan keandalannya dan substansi yang dievaluasi juga dilihat apakah telah sesuai dengan target-target yang telah ditetapkan.
               Contoh kaitan pendidikan dengan perubahan sosial, misalnya pertumbuhan ekonomi telah dapat diserap oleh peningkatan jumlah kaum terdidik, yang pada masa lalu hanya terbentuk dari lapisan kecil masyarakat saja. Sementara itu, dalam era pasca kemerdekaan hingga kini jumlah kaum terpelajar semakin meningkat dan telah menduduki jabatan-jabatan penting di pemerintahan. Kebijakan pendidikan yang dirumuskan sebagai hasil Rembuk Nasional Pendidikan, meliputi "bagaimana kebijakan dan strategi pendidikan dalam penuntasan wajar 9 tahun" dan "bagaimana kebijakan dan strategi pendidikan dalam peningkatan akses pendidikan menengah atau perintisan wajar 12 tahun". Anda dapat menyimak kebijakan hasil rembuk nasional yang meliputi "bagaimana kebijakan dan strategi pembangunan pendidikan dalam pemerataan dan peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan", bagaimana kebijakan pembangunan pendidikan dalam kaitannya dengan ujian nasional, kurikulum tingkat satuan pendidikan, akreditasi sekolah, akreditasi pendidikan nonformal,"bagaiman kebijakan pendidikan dlam upaya pemberantasan buta aksara dan pendidikan kecakapan hidup" bagaimana kebijakan pembangunan pendidikan dalam kaitannya dengan optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan pendidikan"
Pilar-pilar Pendidikan Nasional
               Dalam perspektif ilmu pendidikan terdapat perbedaan perspektif antara pemikiran konservatif dan kritis liberalistik. Perspektif konservatif memaknai pendidikan sebagai agen pelestarian dari budaya yang resmi dianut, sedangkan dalam perspektif kritis liberalistik pendidikan didaulat sebagai agen dari perubahan sosial yang anti dominasi budaya tunggal.
               Realita sosial juga ikut mengkonstruksi pendidikan ke dalam berbagai wujud yang berbeda, walaupun realita sosial dan ilmu pengetahuan sebenarnya bukanlah hal yang bisa dikaji secara terpisah. Munculnya perbedaan perspektif dalam memaknai pendidikan tentu tidak terlepas dari latar belakang kondisi yang memunculkan berbagai macam perspektif tersebut.
               Yang menjadi persoalan bukan pada perspektif mana yang mendekati bentuk ideal, akan tetapi perspektif mana yang kira-kira sesuai dengan realitas kontemporer kita. Polemik tentang perspektif pendidikan mana yang cocok untuk diterapkan inilah yang menjadi persoalan utama yang harus dijawab ketika mulai berbicara tentang pendidikan di Indonesia.
               Pendidikan tidak terbatas pada apa yang dikonsepsikan Freire dan Derada. Pendidikan memiliki tugas untuk mendekatkan peserta didik dengan Tuhannya dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan. Dengan demikian, pendidikan memiliki dimensi spiritual-transendental yang merupakan bagian dari pendidikan keimanan yang sarat dengan nilai-nilai ketuhanan.

               Otoritas pendidikan tidak terjebak pada dikotomi konservatif dan liberalistik, namun perlu mengkonstruksi di atas landasan humanisme teosentri untuk membangun sistem pendidikan nasional berdasarkan Pancasila. Perlu dipahami pemikiran pendidikan antara konservatisme dan liberalme-kapitalisme harus diubah menjadi pendidikan kritis-dialogis yang membebaskan peserta didik dari segala penjajahan baik melalui sistem maupun model pengajarannya. 

No comments:

Post a Comment