Showing posts with label Penelitian Tindakan Kelas. Show all posts
Showing posts with label Penelitian Tindakan Kelas. Show all posts

Tuesday, June 28, 2016

Pengertian dan Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Pengertian dan Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

            Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Karakteristik PTK adalah sebagai berikut:
            1.         Penelitian berawal dari keresahan guru akan kinerjanya.
2.         Metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak longgar, tetapi mengikuti kaidah-kaidah penelitian.
3.         Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.
4.         Tujuannya adalah memperbaiki pembelajaran.
            Dari karakteristik tersebut dapat dibandingkan ciri-ciri PTK dengan penelitian kelas dan penelitian formal.
            Guru paling tepat melakukan PTK karena:
            1.         guru mempunyai otonomi untuk menilai kinerjanya
2.         temuan penelitian tradisional sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran
3.         guru merupakan orang yang paling akrab dengan kelasnya
4.         interaksi guru siswa berlangsung secara unik

5.         keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru mampu melakukan penelitian di kelasnya

Manfaat, Keterbatasan, dan Persyaratan Penelitian Tindakan Kelas

Manfaat, Keterbatasan, dan Persyaratan Penelitian Tindakan Kelas

            PTK bermanfaat bagi guru, pembelajaran/siswa, serta bagi sekolah. Manfaat PTK bagi guru adalah sebagai berikut:
            1.         membantu guru memperbaiki pembelajaran.
            2.         membantu guru berkembang secara profesional
            3.         meningkatkan rasa percaya diri guru
4.         memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
            Bagi pembelajaran atau siswa, PTK bermanfaat untuk meningkatkan proses/hasil belajar siswa, di samping guru yang melakukan PTK dapat menjadi model bagi para siswa dalam bersikap kritis terhadap hasil belajarnya.
            Bagi sekolah, PTK membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan /kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah tersebut.
            Di samping manfaat, PTK mempunyai keterbatasan, yaitu validitasnya yang sering masih dipertanyakan, serta tidak mungkin melakukan generalisasi karena sampelnya hanya kelas dari guru yang berperan sebagai pengajar dan peneliti.

            PTK memerlukan berbagai kondisi agar dapat berlangsung dengan baik dan melembaga. Kondisi tersebut antara lain dukungan dari semua personil di sekolah, iklimm yang terbuka yang memberikan kebebasan kepada guru untuk berinovasi, berdikusi, berkolabirasi, dan saling mempercayai di antara personil sekolah, dan juga saling percaya antara guru dan siswa. Birokrasi yang terlampau ketat merupakan hambatan bagi PTK.

Rencana dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Rencana dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

            Langkah langkah dalam PTK merupakan satu daur atau siklus yang terdiri dari:
            1.         merencanakan perbaikan
            2.         melaksanakan tindakan
            3.         mengamati
            4.         melakukan refleksi
            Untuk merencanakan perbaikan terlebih dahulu perlu dilakukan identifikasi masalah serta analisis dan perumusan masalah. Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang pembelajaran yang dikelola. Setelah masalah teridentifikasi, masalah perlu dianalisis dengan cara melakukan refleksi dan menelaah berbagai dokumen yang terkait. Dari hasil analisis, dipilih dan dirumuskan masalah yang paling mendesak dan mungkin dipecahkan oleh guru. Masalah kemudian dijabarkan secara operasional  agar dapat memandu usaha perbaikan.
            Setelah masalah dijabarkan, langkah berikutnya adalah mencari/mengembangkan cara perbaikan, yang dilakukan dengan mengkaji teori dan hasil penelitian yang relevan, berdiskusi dengan teman sejawat dann pakar, serta menggali pengalaman sendiri. Berdasarkan hasil yang dicapai dalam langkah ini, dikembangkan cara perbaikan atau tindakan yang sesuai kemampuan dan komitmen guru, kemampuan siswa, sarana dan fasilitas yang tersedia, serta iklim belajar dan iklim kerja di sekolah.
            Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mempersiapkan rencana pembelajaran dan skenario tindakan termasuk bahan pelajaran dan tugas-tugas, menyiapkan alat pendukung/sarana lain yang diperlukan, mempersiapkan cara merekam dan menganalisa data, serta melakukan simulasi pelaksanaan jika diperlukan.
            Dalam melaksanakan tindakan atau perbaikan, observasi dan interprestasi dilakukan secara simultan. Aktor utama adalah guru, namun guru dapat dibantu oleh alat perekam data atau teman sejawat sebagai pengamat. Agar pelaksanaan tindakan sesuai dengan kaidah PTK, perlu diterapkan 6 kriteria berikut:
1.         metodologi penelitian jangan sampai mengganggu komitmen guru sebagai pengajar
2.         pengumpulan data jangan sampai menyita waktu guru terlampau banyak
3.         metodologi harus reliabel  hingga guru dapat menerapkan strategi yang sesuai dengan situasi kelasnya
4.         masalah yang ditangani guru harus sesuai dengan kemampuan dan komitmennya
5.         guru harus memperhatikan berbagai aturan dan etika yang berkaitan dengan tugasnya
6.         PTK harus mendapat dukungan dari masyarakat sekolah

Pengumpulan dan Analisis Data, serta Tindak Lanjut

Pengumpulan dan Analisis Data, serta Tindak Lanjut

            Pengumpulan data dalam PTK dapat dilakukan dengan berbagai teknik seperti observasi, catatan harian, rekaman, angket, wawancara, serta analisis dokumen hasil belajar siswa.
            Tahap observasi dan interpretasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan perbaikan. Selain untuk menginterpretasikan  peristiwa yang muncul sebelum direkam, interpretasi juga membantu guru melakukan penyesuaian. Observasi yang efektif berlandaskan pada lima prinsip dasar yaitu;
            1.         harus ada perencanaan bersama antara guru dan pengamat
            2.         fokus observasi harus ditetapkan bersama
            3.         guru dan pengamat harus membangun kriteria observasi bersama-sama
            4.         pengamat harus memiliki keterampilan mengobservasi
5.         observasi akan bermanfaat jika balikan diberikan segera dan mengikuti berbagai aturan
            Ada 4 jenis observasi yang dapat dipilih, yaitu observasi terbuka, observasi terfokus, observasi tersetruktur dan observasi sistematik. Observasi yang bertujuan untuk memantau proses dan dampak perbaiakn dilakukan dengan mengikuti 3 langkah yang merupakan 1 siklus yang selalu berulang, yaitu pertemuan pendahuluan (prencanaan), pelaksanaan observasi, dan diskusi balikan. Agar ketiga tahap ini berlangsung efektif, hubungan guru dan pengamat harus didasari saling mempercayai, fokus kegiatan adalah perbaikan, proses tergantung dari pengumpulan dan pemanfaatan data yang objektif, guru didorong untuk mengambil kesimpulan, setiap tahap observasi merupakan proses yang berkesinambungan, serta guru dan pengamat terlibat dalam perkembangan profesional yang saling menguntungkan.
            Selain melalui observasi, data mengenai pembelajaran dapat dikumpulkan melalui catatan harian guru, catatan harian siswa, wawancara, angket, dan telaah berbagai dokumen.

            Analisis data dilakukan dengan menyeleksi dan mengelompokkan data, memaparkan dan mendeskripsikan data dalam bentuk narasi , tabel dan grafik serta menyimpulkan dalam bentuk pernyataan. Berdasarkan analisis dilakukan refleksi , yaitu renungan atau mengingat kembaliapa yang sudah berhasil dikerjakan, mengapa berhasil. Berdasarkan hasil refleksi, guru melakukan perencanaan tindak lanjut, yang dapat berupa revisi dari rencana lama, atau baru sama sekali

Langkah-langkah Perencanaan Penelititan Tindakan Kelas

Langkah-langkah Perencanaan Penelititan Tindakan Kelas

            Menemukan masalah pembelajaran merupakan langkah awal dalam PTK. Masalah pembelajaran sangat beragam, seperti masalah yang berkaitan dengan strategi pembelajaran , hasil belajar siswa, sarana dan fasilitas pembelajaran atau kurangnya motifasi siswa dalam belajar. untuk menemukan masalah, perlu dilakukan identifikasi masalah.
            Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti; melakukan refleksi untuk mendiaknosis pembelajaran yang kita kelola, melihat hasil belajar siswa, atau melakukan diskusi dengan teman sejawat, bahkan dengan kepala sekolah atau dosen LPTK.
            Masalah yang  sudah diidentifikasi perlu dianalisis agar akar penyebab masalah dapat kita temukan. Analisis masalah dapat dilakukan paling tidak dengan 3 cara yaitu:
            1.         merenungkan kembali masalah tersebut dengan melakukan instropeksi atau                     refleksi melalui pertanyaan yang diajukan pada diri sendiri, mengapa masalah                tersebut sampai terjadi.
            2.         bertanya kepada siswa baik melalui angket maupun wawancara langsung                                 tentang persepsinya terhadap pembelajaran.
            3.         menelaah berbagai dokumen seperti pekerjaan rumah siswa, soal-soal                             ulangan, serta hasil ulangan/latihan siswa. Analisis berakhir jika akar                                  penyebab masalah sudah ditemukan.
            Berdasarkan akar penyebab masalah, jika dapat merumuskan masalah pembalajaran dalam bentuk masalah/pertanyaan penelitian, yang akan dicari jawabannya dalam PTK. Sehubungan dengan itu, rumusan masalah dibuat dalam bentuk kalimat tanya, mengandung aspek yang diperbaiki dan upaya memperbaikinya.

            Setelah masalah dirumuskan, hal berikut yang perlu dilakukan adalah mengembangkan tindakan perbaikan, yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pembelajaran. untuk mengembangkan tindakan perbaikan perlu dilakukan hal-hal berikut. Pertama, kaji teori-teori yang relevan. kemudian, tetapkan teori mana yang kira-kira sesuai diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut. Kedua, berdiskusi dengan pakar pembelajaran/pakar bidang studi untuk menemukan cara perbaikan atau memvalidasi teori yang sudah ditetapkan. Ketiga, kita dapat mengingat pengalaman kita sendiri dalam mengatasi masalah yang serupa.

Rencana dan Proposal PTK

Rencana dan Proposal PTK

            Rencana Perbaikan Pembelajaran dibuat dengan menggunakan format yang hampir sama dengan format Rencana Pembelajaran. Bedanya, dalam RPP terdapat tujuan perbaikan, deskripsi kegiatan lebih rinci, pertanyaan, soal, dan kunci jawaban dicantumkan secara lengkap, sedangkan dalam RP unsur-unsur tersebut tidak selalu ditulis. Format dapat disesuaikan dengan format yang berlaku di sekolah masing-masing.
            Untuk membuat RPP yang akurat dan dapat diandalkan dalam pelaksanaan, perlu dilakukan langkah-langkah :
            1.         membuat skenario pembelajaran
            2.         menyiapkan sarana dan fasilitas pembelajaran
            3.         menyusun RPP secara lengkap
            4.         Mensimulasikan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan RPP untuk melihat                       kelayakannya
            5.         Menyempurnakan RPP berdasarkan hasil simulasi
            Prosedur dan alat pengumpul data ditentukan berdasarkan masalah dan tujuan perbaikan. Jika guru meminta teman sejawat untuk mengobservasi pelaksanaan perbaikan, lembar observasi harus disepakati terlebih dahulu. Karena data yang dikumpulkan lebih cenderung kepada data kualitatif, maka prosedur dan alat pengumpul data dapat berupa observasi dengan menggunakan lembar observasi, wawancara, berdasarkan panduan wawancara, catatan guru dan refleksi.
            Proposal PTK diperlukan jika guru ingin ikut perlombaan PTK atau mendapat dana untuk melaksanakan PTK yang diusulkan. Format proposal biasanya ditentukan oleh sponsor. Dari segi administratif proposal dapat bervariasi, namun dari segi substansi, pada umumnya sama. Komponen kunci sebuah proposal PTK adalah sebagai berikut:
            1.         Judul
            2.         Bidang Kajian
            3.         Pendahuluan, yang memuat latar belakang munculnya masalah serta akar                 penyebab masalah
            4.         Perumusan dan pemecahan masalah
                        1.         perumusan masalah
                        2.         pemecahan masalah
                        3.         tujuan penelitian
                        4.         manfaat penelitian
            5.         Kajian Pustaka
            6.         Rencana dan Prosedur Penelitian

            Disamping komponen kunci, juga terdapat komponen pendukung administratif, seperti jadwal penelitian, personalia penelitian, biaya penelitian, dan lampiran.        

Perbedaan Peran Guru sebagai Pengajar dan Pelaksana PTK

Perbedaan Peran Guru sebagai Pengajar dan Pelaksana PTK

            Sebagai pelaksana PTK, guru mempunyai peran yang lebih besar dibandingkan guru yang mengajar tanpa melaksanakan PTK. Pada tahap perencanaan guru pelaksana PTK harus membuat persiapan yang lebih ribci, menetapkan tujuan perbaikan, mencantumkan pertanyaan yang akan diajukan, mendeskripsikan dengan cermat setiap langkah kegiatan, serta melakukan kesepakatan dengan teman sejawat yang akan membantu mengamatinnya.
            Pada tahap pelaksanaan, disamping mengajar sebagai biasa, guru pelaksana PTK juga harus mengumpulkan data yang terkait dengan tindakan perbaikan yang sedang dilaksanakan. Data dapat dikumpulkan melalui catatan kecil, ingatan dan pekerjaan siswa. Setelah pelajaran usai, guru pelaksana PTK harus segera menghimpun data dan melakukan refleksi, melengkapi data yang masih kurang melalui dialog dengan siswa dan teman sejawat yang membantu, serta melakukan analisis data sampai ditemukan kesimpulan hasil tindakan perbaikan yang akan dijadikan masukan untuk perencanaan berikutnya.

            Guru pelaksana PTK sangat perlu membangun kolaborasi dengan teman sejawat, baik sekolah sendiri maupun dari sekolah lain, serta dengan pakar bidang studi dan dosen LPTK. Kolaborasi perlu dilakukan agar masalah yang dihadapi dapat dianalisis secara cermat, kemusian direncanakan tindakanperbaikan yang sesuai dengan hakikat masalah, teori yang relevan, serta pengalaman di bidang yang serupa. Kolaborasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti pertemuan KKG, PKG, pendekatan pribadi, dan melalui media.

Melaksanakan Perbaikan Pembelajaran

Melaksanakan Perbaikan Pembelajaran

            Pelaksanaan tindakan perbaikan harus diawali dengan persiapan akhir, yang meliputi pemeriksaan berbagai kegiatan aspek berikut:
            1.         komponen rencana perbaikan secara keseluruhan
            2.         kelogisan pertanyaan yang akan diajukan
            3.         ketersediaan alat-alat pelajaran yang diperlukan
            4.         mencobakan alat-alat pelajaran yang akan digunakan
            5.         urutan kegiatan pada setiap tahap
            6.         kesiapan lembar observasi yang akan digunakan
            7.         kesiapan teman sejawat untuk membantu sebagai pengamat jika memang                      diperlukan
            Semua kegiatan ini perlu dilakukan untuk menyakinkan keberhasilan tindakan perbaikan. Setelah melakukan persiapan akhir, guru siap untuk melakukan tindakan perbaikan.
            Pelaksanaan tindakan perbaikan berlangsung di kelas guru sendiri sesuai dengan rencana perbaikan yang telah disiapkan. selama pelaksanan perbaikan, di samping mengajar, guru mengumpulkan data, yang dapat dilakukan dengan bantuan teman sejawat atau tanpa bantuan. Oleh karena itu, guru perlu membuat catatan jika ada kesempatan, atau segera mencatat peristiwa penting setelah pelajaran usai.
            Keberhasilan tindakan perbaikan banyak tergantung dari keyakinan guru akan langkah-langkah yang telah disiapkan, kesiapan guru untuk melaksanakan perbaikan, dan tentu saja komitmen dan kerja keras.

            Refleksi dilakukan setelah data pembelajaran diolah, atau setelah guru mempunyai gambaran tentang keberhasilan atau kegagalan serta kekuatan atau kelemahan tindakan perbaikan yang dilakukan. Kekuatan ingatan dan kejujuran dalam melakukan refleksi akan sangat membantu guru menemukan kekuatan dan kelemahan tindakan perbaikan yang telah dilakukan, sehingga dapat dihasilkan masukan yang bermakna bagi perencanaan daur berikutnya. 

Analisis, Penyajian, dan Interpretasi Data

Analisis, Penyajian, dan Interpretasi Data

            Data penelitian tindakan kelas pada dasarnya dikumpulkan oleh guru yang berperan sebagai peneliti dan pengajar, dan jika perlu dapat dibantu oleh teman sejawat. Data tersebut lebih banyak bersifat kualitatif, meski ada juga yang berupa data kualitatif.
            Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar.
            Sehubungan dengan butir 2, maka analisis data dilakukan dengan cara memilih, memilah, mengelompokkan, data yang ada, merangkumnya, kemudian menyajikan dalam bentuk yang mudah dibaca atau dipahami. penyajian hasil analisis data kualitatif dapat dibuat dalam bentuk uraian singkat, bagan alur, atau tabel sesuai dengan hakikat data yang dianalisis.
            Data kualitatif dianalisis dengan statistik deskriptif untuk menemukan persentase, dan nilai rata-rata. Penyajian hasil analisis dapat dilakukan dengan membuat tabel distribusi atau grafik.
            Interpretasi data adalah upaya peneliti untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Interpretasi ini pada gilirannya akan menjadi temuan penelitian.
            Analisis yang akurat dan cara penyajian yang tepat akan memungkinkan tafsiran/interpretasi hasil penelitian yang akurat dan valid itu. Oleh karena itu, guru harus sangat berhati-hati dalam melakukan analisis. kekurangakuratan dapat diminimalkan dengan melakukan cross chek dengan sumber data atau dengan data lain yang sejenis.

            Agar mampu melakukan analisis data, guru harus banyak melakukan latihan dan bekerja dalam kelompok.

Kesimpulan dan Tindak Lanjut Hasil Penelitian Tindakan Kelas

Kesimpulan dan Tindak Lanjut Hasil Penelitian Tindakan Kelas

            Menyimpulkan adalah mengikhtisarkan atau memberi pendapat berdasarkan apa-apa yang diuraikan sebelumnya. Sejalan dengan itu, kesimpulan adalah kesudahan pendapat atau pendapat terakhir yang dibuat berdasarkan uraian sebelumnya.
            Dalam kaitan dengan PTK, kesimpulan harus disusun secara singkat, padat, dan jelas, sesuai dengan uraian, dan mengacu pada pertanyaan penelitian atau tujuan perbaikan. disamping itu, kesimpulan harus disusun secara sistematis sesuai dengan urutan pertanyaan penelitian atau tujuan penelitian.
            Penyusunan kesimpulan seyogyanya dilakukan melalui langkah-langkah:
            1.         memeriksa dan memahami pertanyaan penelitian atau tujuan perbaikan
            2.         mencermati, menganalisis dan mensistesis deskripsi temuan
            3.         menulis kesimpulan untuk setiap pertanyaan penelitian atau tujuan                                     perbaikan
            4.         mengurutkan setiap butir kesimpulan sesuai dengan urutan pertanyaan                             penelitian atau tujuan perbaikan
            5.         memeriksa kesesuaian antara pertanyaan penelitian atau tujuan perbaikan                   dengan deskripsi temuan dan kesimpulan.
            Saran dimaknai sebagai pendapat yang dikemukakan untuk dipertimbangkan. Dalam kaitan dengan PTK saran merupakan pemikiran yang diajukan oleh guru peneliti untuk menindaklanjuti hasil penelitiannya.
            Saran tindak lanjut hasil PTK harus memenuhi rambu-rambu
            1.         bersumber atau sesuai dengan kesimpulan
            2.         bersifat kongkret, operasional, dan penting, sehingga menarik untuk                                     dilaksanakan oleh guru
            3.         jelas sasarannya, apakah ditujukan kepada guru atau sekolah,atau barangkali                   instansi lain
            4.         dapat meliputi hal-hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian
            Pembuatan saran dapat dilakukan melalui langkah-langkah
            1.         mencermati hasil PTK
            2.         mengkaji aspek-aspek dari kesimpulan tersebut yang perlu ditindaklanjuti,                      baik oleh guru peneliti, guru lain, maupun sekolah
            3.         menetapkan kepada siapa saran tersebut akan ditujukan

            4.         menulis saran

Hakikat Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Hakikat Laporan Penelitian Tindakan Kelas

            Laporan PTK adalah laporan yang ditulis secara sistematis berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri. Laporan ini ditulis karena merupakan dokumen yang dapat dijadikan acuan, harus diserahkan kepada pihak sponsor, serta dapat diketahui oleh umum, terutama oleh para guru yang barangkali mengalami masalah yang sama dengan yang dilaporkan.
            Sistematika laporan PTK pada umumnya tidak jauh berbeda dari laporan penelitian formal. Sesuai dengan format laporan PTK yang terdapat dalam panduan Direktorat Jendral Pendidikan, maka sistematika laporan PTK dibuat sebagai berikut
Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Abstrak
Daftar Isi
I.          Pendahuluan
            A.         Latar Belakang Masalah
            B.         Rumusan Masalah
            C.         Tujuan Penelitian
            D.         Manfaat Penelitian
II.         Kajian Pustaka
III.        Pelaksanaan Penelitian
            A.         Subjek Penelitian
            B.         Deskripsi per Siklus
IV.        Hasil Penelitian dan Pembahasan
            A.         Deskripsi per Siklus
            B.         Pembahasan dari setiap siklus
V.         Kesimpulan dan Saran
            A.         Kesimpulan
            B.         Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
            Judul penelitian hendaklah menggambarkan aktivitas perbaikan yang dilaksanakan sebagai fokus PTK
            Abstrak memuat sari pati dari setiap komponen penelitian, mulai dari masalah, tujuan ppenelitian, pelaksanaan penelitian, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran. Dengan membaca abstrak orang akan mendapat gambaran umum mengenai PTK yang dilaporkan
            Pendahuluan memuat latar belakang munculnya masalah, analisis dan perumusan masalah, serta tujuan dan manfaat penelitian.
            Kajian pustaka menguraikan tentang berbagai teori/hasil penelitian yang terkait dengan masalah penelitian, yang dapat dijadikan acuan dalam merancang perbaikan dan membahas hasil penelitian.
            Pelaksanaan penelitian mengungkapkan tentang subjek penelitian, prosedur pelaksanaan per siklus dengan data lengkap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, dan cara refleksi.
            Hasil penelitian dan pembahasan menyajikan hasil penelitian setiap siklus dengan data lengkap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan pengamatan, refleksi, yang berisi penjelasan tentang keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Bagian ini didukung dengan tabel dan grafik, dan disertai dengan pembahasan mengapa hasilnya seperti itu.
            Kesimpulan dan saran berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran untuk menindaklanjuti hasil penelitian tersebut.

            Daftar pustaka memuat semua sumber yang digunakan sebagai acuan, yang disusun berdasarkan abjad dengan menggunakan gaya penulisan tertentu.

Menulis dan Mendesimenasikan Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Menulis dan Mendesimenasikan Laporan Penelitian Tindakan Kelas

            Dalam menulis laporan PTK perlu diperhatikan berbagai ketentuan, seperti etika penulisan, penggunaan bahasa indonesia ragam tulis, serta berbagai ketentuan teknis.
            Etika penulisan mencangkup; kejujuran, keobjektifan dan pengutipan. Ketiga aspek ini sangat berkaitan erat. Kejujuran menuntut penulisjujur terhadap diri sendiri dan orang lain dengan cara mengungkapkan dan menafsirkan data/informasi apa adanya tanpa dicampuri oleh kepentingan pribadi. Keobjektifan menuntut penulis menyajikan informasi sebagaimana adanya, tanpa manipulasi, sehingga apa yang dibaca oleh pembaca memang benar adanya. Pengutipan berkaitan dengan mengutib atau menggunakan pendapat orang lain dalam tulisan. Dalam hal ini, penulis harus mencantumkan sumber kutipan dengan mengikuti aturan yang berlaku.
            Penggunaan bahasa Indonesia ragam tulis, menuntut penulis memperhatikan kaidah-kaidah bahasa tulis, sehingga tingkat keterbacaan laporan menjadi tinggi. Kaidah bahasa tulis paling tidak mencangkup pilihan kata, struktur kalimat, paragraf, dan ejaan. Kata yang digunakan dalam laporan seyogyanya merupakan kata baku yang diketahui oleh umum, kalimat cukup luas untuk memenuhi unsur-unsur kalimat sempurna, paragraf merupakan paparan buah pikiran yang utuh, serta cara penulisan harus mengikuti aturan EYD.
            Ketentuan teknis berkaitan dengan penampilan laporan yang mudah dibaca. Ketentuan ini mencangkup, sistem penomoran, cara mengutip, serta huruf, spasi, dan margin. Sistem penomoran dapat menggunakan sistem digit atau campuran angka dan huruf, asal digunakan secara konsisten. Cara mengutip harus mengikuti aturan APA, sedang huruf yang digunakan adalah TNR atau Arial dengan font zise 12, spasi 1,5 serta margin 4433.

            Laporan PTK dapat didiseminasikan melalui berbagai pertemuan tatap muka seperti seminar, rapat kerja, kelompok kerja guru, di samping melalui berbagai media, seperti majalah, jurnal atau buletin.