Kecerdasan Linguistik-Verbal pada Anak Usia Dini


Pengertian Kecerdasan Linguistik-Verbal pada Anak Usia Dini
            Kecerdasan linguistik-verbal adalah kemampuan menyelesaikan masalah, mengembangkan masalah, dan menciptakan sesuatu dengan menggunakan bahasa secara efektif, baik lisan maupun tertulis.
            Komponen inti kecerdasan linguistik-verbal, meliputu kemampuan memanipulasi tata bahasa, fonologi, sematik, dan prakmatik. Kecerdasan linguistik mencakup juga empat kemampuan keterampilan bahasa, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Semua komponen kecerdasan linguistik ini tidak mutlak dimiliki secara optimal oleh setiap individu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Semua komponen kecerdasan linguistik ini tidak mutlak dimiliki secara optimal oleh setiap individu.
            Kecerdasan linguistik memiliki wilayah utama di hemister kiri, yakni di broca dan di wernicke. Hemisfer kiri juga berperan untuk kemampuan prakmatik dan humor.
            Kecerdasan linguistik memiliki sepuluh indikator yang meliputi semua komponen dan anak-anak usia 2-6 tahun menunjukkan indikator pada semua komponen tersebut sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Cara Mengembangkan Kecerdasan Linguistik-Verbal untuk Anak Usia Dini
            Kecerdasan linguistik-verbal dapat distimulasi dengan kegiatan menyimak cerita, pembacaan buku, bercakap-cakap, proyek, bermain peran, curah gagasan (brainstorming), latihan, kuis, teka-teki, bercerita, menyanyi, ulang-ucap, simak-kerjakan.

            Penumbuhan kecintaan anak terhadap buku dilakukan dengan pembacaan buku, penyaringan buku, perawatan dan penataan buku. Pengenalan baca-tulis dilakukan dengan pembacaan buku, permainan kartu huruf, proyek, dan menyalin label. Pengembangan kemampuan bercerita dilakukan dengan bercakap-cakap, bermain peran, permainan susun kata, cerita bersambung-sambung, dan curah gagasan. Pengembangan kosa kata dilakkukan dengan bercerita, pembacaan buku, karyawisata, bercakap-cakap, menyanyi, dan permainan kata mirip. Pengasahan kepekaan prakmatik dilakukan dengan pemodelan dan pembiasaan, bermain peran, dan bercakap-cakap. Kepekaan bahasa dan humor dirangsang dengan permainan bunyi. Pengembangan menyimak dilakukan dengan pembacaan cerita, simak-ulang-ucap, dan simak kerjakan. 

No comments:

Post a Comment