Kecerdasan Naturalis pada Anak Usia Dini

     
Pengertian Kecerdasan Naturalis pada Anak Usia Dini
            Kecerdasan naturalis adalah keahlian mengenali dan mengategorikan spesies, baik flora maupun fauna di lingkungan sekitar, dan kemampuan mengolah dan memanfaatkan alam, serta melestarikannya.
            Komponen inti kecerdasan naturalis adalah kepekaan terhadap alam, keahlian membedakan anggota-anggota suatu spesies, kemampuan mengenali eksistensi spesies lain, dan kemampuan memetakan hubungan antara spesies, baik secara formal atau informal.
            Sistem neurologis kecerdasan naturalis di wilayah lobus pariental kiri yang penting untuk membedakan “makhluk hidup” dengan “benda mati”.
            Terdapat setidak-tidaknya, sepuluh indikator kecerdasan naturalis, yang dapat diwujudkan dalam kegiatan investigasi, eksperimen, menemukan elemen, fenomena alam, pola cuaca, dan kondisi yang mengubah karakteristik sebuah benda.
            Kecerdasan naturalis pada anak usia 2-3 tahun baru muncul dalam bentuk perhatian dan minat terhadap alam, langsung maupun gambar. Anak usia 3-4 tahun sudah memiliki perhatian, minat, dan pengetahuan terhadap alam, kemampuan memperlakukan hewan dan menyampaikan pengamatan, serta memiliki cita-cita. Anak-anak TK (usia 4-6 tahun)memiliki minat terhadap alam,( dengan mengamati, terlibat, mencermati gambar, mengoleksi unsur tumbuhan/hewan), merawat dan memelihara hewan-tumbuhan, mendokumentasikan melalui gambar, dan mencari informasi (bertanya, melihat tayangan, dan membaca).
     
Cara Mengembangkan Kecerdasan Naturalis pada Anak Usia Dini
            Kecerdasan naturalis dirancang dengan teka-teki, cerita integratif, bercakap-cakap, observasi perilaku binatang, tebak cuaca, tebak musim, proyek bertanam, proyek aquarium, dan menikmati gambar.

            Kepekaan terhadap gejala alam dirangsang dengan tebak cuaca, tebak musim, dan teka-teki “ada di mana”. Kemampuan membedakan kehidupan spesies dirangsang dengan teka-teki dan bercakap-cakap: “hidup di mana”, “punya apa pandai apa”, “apa makanannya”, dan “beranak apa bertelur”. Kemampuan mengidentifikasi rantai makanandirangsang dengan menempelkan gambar “makan apa” dan bermain peran “pilih yang mana”. Kecintaan terhadap alam, hewan, dan tumbuhan dirangsang dengan cerita integratif pelestarian alam, melihat film tentang alam, meniru gerak atau suara binatang, tarian padi rebah dan tarian cemara, proyek aquarium, dan proyek bertanam. Kemampuan membedakan benda hidup dan benda mati dilakukan dengan mengobservasi hewan untuk menentukan hidup atau mati, dan kategorisasi objek ke dalam benda hidup atau benda mati.

No comments:

Post a Comment