Showing posts with label METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF. Show all posts
Showing posts with label METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF. Show all posts

Sunday, June 26, 2016

HAKIKAT PENGEMBANGAN KOGNITIF

HAKIKAT PENGEMBANGAN KOGNITIF
Batasan dan Teori Pengembangan Kognitif
               Kognitif atau intelektual adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan atau daya untuk menghubungkan suatu peristiwa dengan peristiwa lainya serta kemampuan menilai dan mempertimbangkan segala sesuatu yang diamati dari dunia sekitar.
               Teori perkembangan kognitif dikemukakan oleh:
1.            Charles Spearman dengan teori Two Factors
2.            Thurstone dengan teori Primary Mental Abilities
3.            J. P. Guilford dan Howard Gardner dengan teori Multiple Intelligences
4.            Robert Stenberg dengan teori Triachic of Intelligences
Pandangan Para Ahli Psikologi dan Pendidikan
               Tingkat intelegensi adalah tingkat kecerdasan yang berbeda antara satu individu dengan individu lainnya. Intelegensi mempengaruhi cara individu menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Semakin cerdas seseorang maka akan semakin mudah dan cepat ia menemukan jawaban dari permasalahan yang dihadapinya.
               Pengembangan kognitif dimaksudkan agar individu mampu mengembangkan kemampuan persepsinya, ingatan, berpikir, pemahaman terhadap simbol, melakukan penalaran dan memecahkan masalah.

               Pengembangan kognitif dipengaruhi  oleh faktor hereditas, lingkungan, kematangan, kematangan, minat dan bakat, pembentukan dan kebebasan.

KARAKTERISTIK, KLASIFIKASI DAN PROFIL KEMAMPUAN KOGNITIF

KARAKTERISTIK, KLASIFIKASI DAN PROFIL KEMAMPUAN KOGNITIF
Karakteristik dan Teori Perkembangan Kognitif
               Pada anak usia 3-6 tahun terjadi perubahan-perubahan kognitif sesuai dengan perkembangan anak.
               Usia 3 tahun merupakan masa di mana anak mengenal diri sendiri sehingga ia menganggap dirinya sebagai pusat dunia.
               Usia 4 tahun anak mulai kritis ditandai dengan semakin kritisnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
               Para ahli yang banyak membahas masalah perkembangan kognitif anak antara lain Montessorsi, Piaget, Hurlock, Sigmund Freud, John Dewey.
Klasifikasi dan Profil Kemampuan Kognitif

               Klasifikasi pengembangan kognitif terdiri dari pengembangan visual, pengembangan auditori, pengembangan taktil, pengembangan kinestetik, pengembangan geometri dan pengembangan aritmetika, pengembangan sains permulaan. Sebagai guru kita wajib menstimulasi munculnya kemampuan-kemampuan kognitif tersebut dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Melalui permainan-permainan. 

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF 1

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF 1
Arti Kognisi dan Tahap Perkembangan Kognitif
               Kognisi dapat diartikan sebagai pengetahuan yang luas, daya nalar, kreativitas, kemampuan berbahasa, serta daya ingat.
               Seperti halnya komputer, otak manusia juga menerima informasi, memprosesnya kemudian memberi jawaban. Proses jalannya informasi tersebut pada manusia disebut kognisi.
               Kualitas perkembangan kognitif, diusahakan pendidikan dan latihan yang lebih ditujukan pada latihan meneliti dan menemukan, yang memerlukan berfungsinya kedua belahan otak.
Pengolahan Informasi dan Proses Eksekutif Metakognisi
               Para ahli psikologi melakukan pengolahan informasi untuk memahami bagaimana anak menafsirkan, menyimpan, mendapatkan kembali dan mengevaluasi informasi.
               Metakognitif adalah pengetahuan seorang anak mengenal dan mengendalikan fungsi kognitif mereka sendiri. Salah satu jenis metakognitif adalah metamemori.
               Ada 8 proses eksekutif atau fungsi metakognitif, yaitu:
1.            formulasi masalah dan kemungkinan pemecahannya
2.            kesadaran akan proses kognitif yang diperlukan untuk pemecahan masalah
3.            aktivitas kaidah dan strategi kognitif
4.            fleksibilitas yang meningkat
5.            kontrol atas distraksi dan ansietasi
6.            pemonitoran atas proses pemecahan masalah
7.            kesetiaan dalam pemikiran

8.            keinginan untuk pemecahan yang bagus

Saturday, June 25, 2016

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF 2

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF 2
Prinsip Dasar Vygotsky tentang Perkembangan Kognitif
               Vygotsky mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-budaya dan sejarahnya. Artinya, untuk memahami pikiran seseorang bukan dengan cara menelusuri apa yang ada di balik otaknya dan pada kedalaman jiwanya, melinkan dari asal-usul tindakan sadarnya dan dari interaksi sosial yang dilatari oleh sejarah hidupnya.
Tujuan dan Implementasi Model Pembelajaran Vygotsky

               Vygotsky mengemukakan bahwa peningkatan fungsi-fungsi mental seseorang terutama berasal dari kehidupan sosial atau kelompoknya, dan bukan sekedar dari individu itu sendiri. Teori Vygotsky sebenarnya lebih tepat disebut sebagai pendekatan ko-konstruktivisme. Konsep-konsep penting teori Vygotsky tentang perkembangan kognitif yang sesuai dengan teori revolusi-sosiokultural adalah hukum genetik tentang perkembangan, zona proksimal dan mediasi.

MEMBANGUN PENGETAHUAN PADA ANAK

MEMBANGUN PENGETAHUAN PADA ANAK
Membangun Pengetahuan Pada Anak
               Dalam membangun pengetahuan pada anak, guru terlebih dahulu harus memahami inti dari setiap pengetahuan yang akan dibangun pada anak. Karena pengetahuan didapat dari interaksi terhadap lingkungan sekitar. Dalam membangun pengetahuan pada anak, guru juga harus memperhatikan tahap perkembangan kognitif pada anak yang sangat mempengaruhi kemampuan anak dalam berpikir. Guru harus memiliki keterampilan dalam membangun pengetahuan sesuai dengan kemampuan berpikir anak.
               Perubahan merupakan proses bukan hasil, oleh karena itu dalam membangun pengetahuan pada anak untuk memahami proses sangatlah sulit, karena diperlukan lingkungan yang dapat merangsang perkembangan kemampuan berpikir anak. Misalnya, jika anak melihat seekor kucing berlari ke belakang pohon, diharapkan bahwa anak tidak berpikir bahwa kucing itu hilang begitu saja, tetapi diharapkan anak mampu menjelaskan posisi kucing itu sekarang. Artinya anak juga mampu membuat perbedaan antara tidak ada dengan tersembunyi.
               Membangun pengetahuan pada anak sangat berbeda dengan orang dewasa. Membangun pengetahuan pada anak haruslah berdasarkan kepada bermain dan permainan. Dengan melalui kegiatan bermain anak-anak dapat mengembangkan  berbagai aspek yang diperlukan untuk persiapan masa depan. Bermain antara lain membantu perkembangan tubuh, perkembangan emosional, perkembangan sosial, perkembangan kognitif dan moral serta kepribadian maupun bahasa. Bermain juga bisa dijadikan media untuk membina hubungan yang dekat antar anak, atau anak dengan orangtua/guru/orang dewasa lainnya sehingga tercipta komunikasi yang efektif.
Peran Guru dalam Membangun Pengetahuan pada Anak
               Pada usia anak di Taman Kanak-kanak, guru harus memberikan dasar-dasar ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk perkembangan diri kelak, baik yang bersifat kurikuler maupun ekstrakurikuler. Selain itu, seorang anak akan menghadapi berbagai tugas perkembangan, seperti belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya, membentuk konsep diri yang baik, mulai mengembangkan peran sosial sesuai gender serta mengembangkan hati nurani, akhlak dan tata nilai pengertian. Pada masa itu pula seorang anak tidak saja membutuhkan bimbingan dari orangtua, tetapi juga guru, tokoh-tokoh masyarakat lainnya dan juga teman-temannya. Selain itu, kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar juga memegang peran kritis, tidak seperti ketika berusia balita, di mana pengalaman belajar tersebut dilakukan  hanya dengan bantuan orangtua dan orang di sekitar lingkungan terdekatnya.
               Salah satu cara anak agar proses belajar mereka memperoleh pengetahuan adalah melalui kegiatan bermain sambil belajar. Dengan bermain dan belajar, seorang anak akan memperoleh kesempatan untuk mempelajari berbagai hal baru. Belajar dan bermain bagi mereka juga merupakan sarana dalam mengembangkan berbagai keterampilan sosialnya. Kegiatan bermain dan belajar mereka akan mengembangkan otot dan melatih gerakan motorik mereka di dalam penyaluran energi yang berlebih. Dengan adanya kegiatan belajar dan bermain, seorang anak akan menemukan bahwa merancang suatu hal baru dan berbeda dapat menimbulkan kepuasan dan pada akhirnya seorang anak akan menjadi lebih kreatif dan inovatif.

               Khusus mengenai pemahaman tentang peranan guru sebagai orang terdekat anak di sekolah harus pula diubah. Guru tidak lagi sebagai orang dewasa dan pembimbing yang hanya mengatur dan menjalankan kurikulum. Guru adalah orang dewasa yang sangat harus disukai anak. Peran guru sebagai teman, model, motivator, dan fasilitator akan menjadikan anak senang datang ke sekolah Taman Kanak-kanak dan akan menjadikan setiap proses belajar menjadi bermakna. Inilah yang akan selalu di tuntut oleh masyarakat di era pengetahuan di mana guru menjadi seorang profesional.  Dia juga akan dituntut kematangan yang mempersyaratkan willingness dan ability, baik secara intelektual maupun pada kondisi yang prima. Profesionalisasi seperti ini harus dipandang sebagai proses yang terus menerus.

KECERDASAN MAJEMUK DI TAMAN-KANAK

KECERDASAN MAJEMUK DI TAMAN-KANAK
Kecerdasan Majemuk di Taman Kanak-kanak
               Kecerdasan merupakan kemampuan untuk menyelesaikan masalah, menciptakan produk yang berharga dalam satu atau beberapa lingkungan budaya masyarakat. Pada hakikatnya teori kecerdasan majemuk lahir sebagai sebuah pembuktian bahwa kecerdasan itu tidaklah tunggal, tetapi kecerdasan itu berwujud majemuk. Setiap orang mempunyai kekuatan pemahaman yang berbeda dan berdiri sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan untuk menciptakan suatu produk atau karya.
Kecerdasan Majemuk dan Penerapan Strategi Belajar di Taman Kanak-kanak

               Kesembilan kecerdasan yang dimiliki individu adalah kecerdasan linguistik, logika matematika, fisik kinestetik, visual spasial, intrapersonal, interpersonal, musikal, naturalis, dan eksistensial. Kesembilan kecerdasan tersebut dapat dikembangkan baik oleh orangtua di rumah, maupun oleh pendidik di sekolah.

METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF

METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF
Metode yang Digunakan pada Pengembangan Kognitif
               Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Setiap pendidik menggunakan metode sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
               Sebagai alat untuk mencapai tujuan tidak selamanya metode berfungsi secara maksimal. Oleh karena itu dalam memilih metode, pendidik perlu memiliki alasan yang kuat dan perlu memperhatikan karakteristik tujuan dan karakteristik anak yang dibinanya.
               Sesuai dengan karakteristik, tidak semua metode mengajar cocok digunakan pada program kegiatan anak Taman Kanak-kanak, seperti metode ceramah, kurang cocok karena menuntut anak memusatkan perhatian dalam waktu cukup lama, padahal rentang waktu perhatian anak sangat singkat.
               Metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik anak usia Taman Kanak-kanak adalah bermain, pemberian tugas, demonstrasi, tanya jawab, mengucapkan syair, percobaan, bercerita, karya wisata, dan dramatisasi.
Evaluasi Pengembangan Kognitif
               Evaluasi pada pengembangan kognitif bertujuan untuk mengukur kemampuan pelaksanaan pada perkembangan kognitif, serta mengetahui masalah yang berkaitan dengan proses belajar anak didik.
               Alasan diadakannya evaluasi pada pengembangan kognitifadalah karena merupakan salah satu rangkaian proses mengembangkan kognitif anak, maka evaluasi harus dilakukan; evalusasi diadakan dengan tujuan yang didasarkan pada pengharapan setiap individu  yang berbeda sehingga evaluasi harus dilakukan berdasarkan ukuran keberhasilan yang berbeda pula; melalui evaluasi dapat ditentukan tingkat ketercapaian tujuan.

               Alat evaluasi yang dapat digunakan untuk mengetahui pengembangan kognitif anak Taman Kanak-kanak adalah; observasi, catatan anekdot, portofolio, asesmen kinerja, asesmen kemampuan, asesmen diri.

MEDIA DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF

MEDIA DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF
Media dalam Pengembangan Kognitif
               Media adalah segala sesuatu yang dapat dipakai atau dimanfaatkan untuk merangsang daya pikir, perasaan, perhatian, dan kemampuan anak sehingga ia mampu mendorong terjadinya proses belajar mengajar pada diri anak. Pemahaman disini tidak hanya terbatas kepada sarana dan wahana fisik untuk menyalurkan pesan melainkan juga mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia, dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran.
               Media pembelajaran yang baik sangat diperlukan untuk mencapai pembelajaran yang berkualitas tinggi. Media yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan kognitif harus berdasarkan asumsi bahwa kondisi pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang berbeda memerlukan media yang berbeda. Asumsi ini banyak diabaikan oleh pendidik yang berakibat pada rendahnya kualitas pemahaman yang diterima anak.
               Dengan demikian kita bisa memahami pula bahwa media yang digunakan haruslah mampu membawa anak kepada dunia mereka. Dunia anak adalah dunia bebas dan murni untuk menciptakan berbagai hal yang kreatif, berekspresi, bermain, dan belajar. Jikapun anda akan mengajarkan belajar baca, tulis, dan hitung, maka anda tentu harus melalui kegiatan yang menyenangkan dan tidak formal sehingga dirasakan sebagai bagian dari kegiatan bermain. Janganlah hal itu seperti dipaksakan sebab bila hal itu terjadi maka akan membuat psikis anak menjadi sakit. Anak Taman Kanak-kanak perlu belajar secara konstruktif, terus menerus mengembangkan kemampuan melalui permainan, melalui hal kongkret yang dapat dijangkau panca indra anak secara dekat.
               Keterlibatan yang bisa anda lakukan terhadap anak haruslah berorientasi kepada kegiatan pemecahan masalah sederhana, pengembangan keterampilan kognitif, seperti bercerita, pengembangan kemampuan mengurus diri sendiri, menggambar bebas, mensosialisasikan tulisan dengan bunyinya, mendengarkan dan bergerak bebas. Misalnya saja, Budi yang menggambar tanpa kita tahu artinya, kita beri kebebasan dia mengekspresikan hasil gambarnya dengan cerita verbalnya.
Penerapan Media dalam Pengembangan Kognitif Siswa
               Dunia pendidikan Taman Kanak-kanak sangat mengharapkan kehadiran media pembelajaran yang mampu mengembangkan domain kognitif anak yang bermutu tinggi. Kehadiran media seperti ini tidak bermakna apapun jika guru tidak mampu mengembangkan dan menggunakan secara maksimal. Oleh karena itulah guru masih memiliki peranan dominan dalam menarik minat belajar anak serta mendukung perkembangan anak.
               Pembelajaran di TK memang membutuhkan berbagai alat peraga, media, permainan, dan alat bantu lainnya karena memang usia anak sekolah di TK masih membutuhkan hal itu semua. Oleh karena itu guru TK harus lebih kreatif, imajinatif, dan komunikatif dalam menciptakan atau menemukan berbagai alat permainan dan media untuk anak mereka.

               Masalah aplikasi dalam penggunaan media dan pengajaran di TK adalah masalah yang harus berdasarkan dengan kehidupan yang sesungguhnya dan harus membantu anak-anak menyadari  bahwa pelajaran dan permainan yang mereka peroleh merupakan satu proses yang berguna dan penting. Apabila suatu masalah diberikan, anak-anak bisa melihat manfaatnya.

MODEL PENGEMBANGAN KOGNITIF

MODEL PENGEMBANGAN KOGNITIF
Model Perilaku Kognitif-Afektif dan Model Intelektual
               Model 3 dimensional dirancang untuk membantu guru menentukan tugas-tugas di dalam kelas yang berkenaan dengan dimensi kurikulum, perilaku anak dan perilaku guru. Model ini berlandaskan pada pemikiran bahwa krativitas perlu dipupuk secara menyeluruh dalam kurikulum dan bahwa anak harus mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dalam semua bidang kegiatan. Dengan menggunakan model ini guru  mampu menggunakan aneka ragam strategi yang akan meningkatkan pemikiran kratif anak di dalam kelas.
               Kemampuan kognitif manusia yang disebut struktur intelek. Model struktur ini menggambarkan keragaman kemampuan kognitif manusia, yang digambarkan dalam bentuk kubus 3 dimensi intelektual, yang maksudnya untuk menampilkan semua kognitif manusia.
Model Taksonomi Beserta Contoh Penerapannya

               Taksonomi banyak digunakan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam kurikulum berdiferensiasi untuk anak berbakat serta untuk merencanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar sedemikian sehingga anak dapat mengembangkan kemampuan kognitif mereka sepenuhnya. Dengan menggunakan taksonomi ini, pengajar memberikan kesempatan kepada anak untuk memperluas proses-proses pemikiran mereka, dimana anak dapat dengan segera mengenali cara bagaimana berpikir, pada tingkat mana pertanyaan yang mereka ajukan dan sifat kegiatan dimana mereka terlibat.

PENGEMBANGAN KOGNITIF PADA KURIKULUM 2004

PENGEMBANGAN KOGNITIF PADA KURIKULUM 2004
Latar Belakang Perubahan Kurikulum 2004
               Perubahan kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004 dilatarbelakangi oleh adanya perubahan ilmu dan teknologi yang terus berkembang pesat di era globalisasi yang semakin tidak tebendung.
               Paradikma perubahan kurikulum terjadi seiring dengan adanya perubahan yang terjadi dalam Sistem Pendidikan Nasional seperti yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003. Selain itu didasari pula dengan adanya konferensi UNESCO di Dakar yang bersemboyankan “Education for All, All for Education”.
               Analisis kurikulum 2004 berisikan sejumlah dokumen penting yang dijadikan pedoman dasar dan harus dikuasai oleh pengembang sebelum pengimplementasian kurikulum di lapangan.
Struktur kurikulum Berbasis Kompetensi TK dan RA
               Standar kompetensi bagi TK dan RA terdiri dari bidang pengembangan pembentukan perilaku melalui pembiasaan dan bidang pengembangan kemampuan dasar yang terdiri dari kemampuan kognitif, berbahasa, fisik dan motorik serta kemampuan seni.

               Pengembangan kognitif bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir anak untuk mengolah perolehan belajarnya, dapat menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak mengembangkan kemampuan logika, matematiknya dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah, mengelompokkan, serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir teliti.

PERMAINAN MATEMATIKA DI TAMAN KANAK-KANAK

PERMAINAN MATEMATIKA DI TAMAN KANAK-KANAK
Hakikat Permainan Matematika di TK
               Permainan matematika di TK adalah kegiatan belajar konsep matematika melalui aktivitas bermain dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat alamiah.
               Tujuan permainan matematika di TK adalah agar anak dapat berpikir logic dan sistematis, memiliki keterampilan berhitung yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, memahami konsep ruang dan waktu, memiliki daya abstraksi dan apresiasi serta membangun daya kreativitas dan imajinasi anak.
Kegiatan Belajar dalam Permainan Matematika
               Sejumlah keterampilan dalam bermain matamatika adalah menyusun pola dan gambar, penyortiran dan pengelompokan, mengurutkan dan menyambung, belajar konsep angka dan pemecahan masalah.

               Permainan matematika akan berpengaruh pada perkembangan sosioemosional, fisik, persepsi visual dan spasial, kreatifitas dan tentunya pada perkembangan kognitif. Penanaman konsep matematika harus dilakukan oleh anak dengan cara yang menyenangkan tanpa ada unsur pemaksaan, anak harus belajar dengan keinginannya sendiri.

PERMAINAN SAINS DI TAMAN KANAK-KANAK

PERMAINAN SAINS DI TAMAN KANAK-KANAK
Pengembangan Sains pada Anak
               Permainan sains dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan sosio-emosional, fisik, krativitas dan tentunya perkembangan kognitif.
               Tahapan di setiap usia kronologis dan perkembangan sangat menentukan jenis dan tingkat kesulitan  dalam permainan sains. Itu berarti permainan sains haruslah diberikan dari hal-hal yang sederhana menuju ke tingkatan yang lebih kompleks.
               Pada dasarnya kegiatan-kegiatan dalam konsep sains dapat dipelajari melalui pengalaman sehari-hari yang nyata dan sederhana. Suasana yang menarik dan menyenangkan akan memotivasi anak untuk terus menerus mencari jawaban terhadap apa yang ia pikirkan dan ia ingin buktikan.
               Berbagai keterampilan yang dapat dilakukan melalui permainan sains adalah keterampilan mengamati, mengklasifikasi, mengukur, memperkirakan, melakukan percobaan dan komunikasi.
Penerapan Sains pada Usia TK
               Hakikat pengembangan sains di TK adalah kegiatan belajar sambil bermain yang menyenangkan dan menarik melalui pengamatan, penyelidikan dan percobaan untuk mencari tahu atau menemukan jawaban tentang segala sesuatu yang ada di dunia sekitar.
               Pengembangan sains di TK secara umum bertujuan agar anak mampu secara aktif mencari informasi mengenai apa yang ada di sekelilingnya. Sedangkan secara khusus permainan sains di TK betujuan agar anak memiliki kemampuan mengamati berbagai perubahan yang terjadi, melakukan percobaan sederhana, melakukan kegiatan mengklasifikasi, membandingkan, memperkirakan dan mengomunikasikannya serta membangun kreatifitas dan inovasi pada diri anak.

               Proses penemuan ilmiah dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Kegiatan sains dapat dilakukan oleh anak dan guru di laboratorium atau Pusat Sains, tetapi juga dapat dilakukan di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekitar.