Kecerdasan Visual-Spasial pada Anak Usia Dini

     
Pengertian Kecerdasan Visual-Spasial pada Anak Usia Dini
            Kecerdasan visual-spasial didefinisikan sebagai kemampuan mempersepsi dunia visual-spasial secara akurat serta mentransformasikan persepsi visual-spasial tersebut dalam berbagai bentuk.
            Komponen inti dari kecerdasan visual-spasial adalah kepekaan pada garis, warna, bentuk, ruang, keseimbangan, bayangan, harmoni, pola dan hubungan antar unsur, serta kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara visual dan spasial, dan mengorientasikan diri secara tepat.
            Sistem neurologis kecerdasan visual-spasial terletak di hemisfer kanan bagian belakang, yang merupakan pusat penglihatan primer, meliputi kemampuan melihat, mengenali bentuk, mengenali posisi garis, derajat kemiringan garis, kemampuan melihat warna, mengidentifikasi posisi gerak suatu benda, dan menilas garis atau bentuk lain.
            Kemampuan berpikir topologis (bersifat mengurai bagian-bagian dari suatu objek) pada masa awal kanak-kanak memungkinkan mereka menguasai kerangka pikir euclidean pada usia 9-10 tahun. Kepekaan artistik akan bertahan hingga usia lanjut.
            Anak usia 2-6 tahun menunjukkan sebagain besar indikator kecerdasan visual-spasial yang lebih kuat dari pada anak-anak sebayanya. Indikator lebih kuat terlihat pada anak usia (4-6 tahun) daripada anak usia 2-4 tahun.
     
Cara Mengembangkan Kecerdasan Visual-Spasial pada Anak Usia Dini
            Kecerdasan visual-spasial pada anak dikembangkan dengan bermain, menggambar atau melukis, mewarnai, berimajinasi, bercerita, proyek dekorasi, permainan. Cara yang dimaksud adalah untuk pengenalan informasi visual, pengenalan atau pemaduan warna, pengembangan kemampuan menggambar, apresiasi gambar-foto-film, kemampuan konstruksi, penajaman kemampuan visual, dan pengembangan imajinasi.

            Pengenalan informasi visual dilakukan dengan bermain grafik dan menggambar denah, pengenalan dan pemaduan warna dilakukan dengan kartu warna, mewarnai, dan cipta warna, pengembangan kemampuan menggambar dilakukan dengan melukis dengan fingerpainting, melengkapi gambar, menggambar objek, dan gambar ukir. Kemampuan konstruksi dirangsang dengan meniru konstruksi, membuat konstruksi, bermain plastisin, proyek dekorasi, dan bermain geometri. Penajaman kemampuan visual dirangsang dengan latihan observasi, teropong kertas, kaca pembesar. Pengembangan imajinasi dirangsang dengan kegiatan melihat dan terpejam, jadi apa, cerita berantai, dan menebak bayangan.

No comments:

Post a Comment