DISONANSI MORAL


Disonansi Moral
               Hakikat anak sebagai manusia pada umumnya memiliki 3 tenaga dalam yaitu Id, Ego, dan Super Ego yang akan memberikan pengaruh untuk melakukan berbagai kegiatan positif maupun negatif. Sebagai pendidik Taman Kanak-kanak kita harus mencermatinya agar dapat memberikan motivasi untuk mengarahkan pada kegiatan yang positif. Pendidikan akan sangat berarti bagi anak didik jika mampu membuahkan hasil, yaitu adanya perubahan sikap dan perilaku ke arah positif.
               Dalam teori penanaman moral dan etika, dikenal adanya istilah disonansi moral yang berarti gema, atau echo yang ada pada diri manusia yang bersifat melemahkan suara hati dan prinsip-prinsip, serta keyakinan dalam proses pendidikan maupun kehidupan. Lawan dari Disonansi Moral adalah Resonansi, yang justru mengukuhkan/menekankan adanya gema atau getar nilai, norma dan moral yang telah diketahui seseorang dari proses pendidikan sebelumnya. Peranan pendidik dan orangtua dalam hal ini adalah sebagai pengontrol dan pengendali perilaku dan sikap anak didik kita, dalam proses pendidikan yang merekajalani. Peranan Resonansilah yang patut kita tekankan dalam kegiatan pendidikan yang perlu kita desain bersama.
               Diri manusia memiliki struktur psikologis yang bertugas mengalirkan dorongan-dorongan atau energi psikis yang ada. Struktur ini berfungsi sebagai mediator atau dorongan dan perilaku seseorang.
Penyebab Disonansi Moral
               Munculnya disonansi pada diri manusia disebabkan adanya beberapa faktor penyebab, seperti disonansi kognitif, disonansi personal, disonansi sosiopolitis dan disonansi pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan pola modernisasi.
               Disonansi kognitif muncul karena adanya rasa lebih tahu segalanya, mengetahui cara/jalan keluarnya jika suatu saat perbuatannya diketahui, merasa lihai dalam memberikan argumentasi. Disonansi personal muncul didorong oleh kebutuhan dan kepentingan diri, ketergesaan, dan keadaan darurat, kekerabatan dan keluarga, keyakinan diri dan mitos, kebiasaan dan budaya, tugas dan jabatan, dan hasrat untuk sukses dan kesenangan. Disonansi sosiopolitis dimungkinkan oleh adanya faktor ideologi, ras dan kesukuan, nasionalisme dan sebagainya.

               Keterbukaan dalam komunikasi, peningkatan mobilitas dan pengenduran integritas manusia, pola hidup dan pola pikir yang rasional, materealisme, individualisme, daya tarik kehidupan sosial, dan peningkatan persaingan telah menjadi masalah kehidupan yang harus kita cermati bersama dalam menyelamatkan anak didik kita masing-masing.

No comments:

Post a Comment